Resmikan Prasasti Monumen Taman Baca, Mahasiswa Unikama Gelar Syukuran
UNIKAMA – Sebagai rasa syukur dengan selesainya proses kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Dusun Reco Desa Sitirejo Kecamatan Wagir berjalan lancar selama 45 hari. Mahasiwa KKN Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) menggelar syukuran yang dihadiri Dosen Unikama, Kepala Desa beserta jajarannya serta warga sekitar. Acara ini bertempat di PAUD Al-Mustakim pada hari Jum’at (30/08/2019).
“Kami sangat bangga karena sudah dianggap sebagai keluarga dan diterima dengan baik oleh warga masyarakat Dusun Reco. Meskipun status masih mahasiswa, tetapi para warga menerima kami dan selalu memberikan semangat,” ungkap Miswandri selaku ketua kelompok 1.
Tidak hanya syukuran, dalam kesempatan tersebut mahasiswa KKN Unikama juga meresmikan Monumen Taman Baca yang di buat mahasiswa khusus untuk Dusun Reco. Monumen ini dibuat agar masyarakat dusun selalu mengingat mahasiswa KKN.
Di lain sisi, Mahasiswa tersebut mendapat informasi dari Kepala Desa jika di Desa Sitirejo daerah Dusun Reco Sumber Daya Manusia (SDM) masih sangat kurang. Oleh karena itu mahasiswa KKN berinisiatif memberikan pengetahuan melalui sosialisasi di kantor balai RW mengenai Bimbingan Belajar (Bimbel). Setelah itu mahasiswa juga berusaha mengumpulkan buku-buku pelajaran atau bacaan untuk diberikan kepada anak-anak sekitar.
“Kami ingin memberikan buku-buku pelajaran dari TK (Taman Kanak-Kanak), SD (Sekolah Dasar), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) serta buku-buku umum lainnya. Dengan membaca mereka akan memperluas wawasannya, semoga bisa bermanfaat untuk adik-adik,” tambahnya.
Sementara itu, Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Ali Ismail, M.Pd juga menyampaikan terimakasih kepada Kepala Desa beserta jajarannya. “Berkat bimbingan bapak dan ibu mahasiswa kami bisa sedikit membantu mengembangkan apa yang ada di Dusun Reco, terutama dalam hal (SDM). Kepada warga masyarakat mohon maaf jika selama ini mahasiswa kami ada tutur kata yang kurang sopan saat berkomunikasi,” dalam sambutannya.
Sujiarti selaku Sekretaris Desa Sitirejo dan juga alumni Unikama ini berterimakasih khususnya kepada mahasiswa KKN Unikama. Ia menyampaikan bahwa saat Hari Raya Idul Adha mahasiswa juga menyumbangkan dua ekor kambing, hal itu merupakan penghormatan bagi masyarakat Desa Sitirejo. Selain itu, mahasiswa Unikama juga berpartisipasi dalam memajukan Dusun Reco melalui pendidikan dan juga pelayanan desa.
“Saya alumni Unikama, maka dari itu saya sangat bangga sekali bisa menerima mahasiswa KKN di Dusun Reco Desa Sitirejo ini. Semoga apa yang telah mahasiswa lakukan bisa diterima sebagai amalan oleh Allah SWT dan bermanfaat bagi kami semua,” ujar wanita berkerudung ini.
Mahasiswa Unikama Olah Limbah Biji Salak Menjadi Souvenir Menarik
UNIKAMA – Salak merupakan salah satu buah favorit dengan rasa yang unik. Dalam satu buah salak terdapat 3 potensi yaitu kulit salak, daging buah salak, dan yang terakhir ialah bijinya. Namun kebanyakan orang hanya dapat menikmati dagingnya saja, tidak pada kulit ataupun bijinya, yang kemudian hanya menjadi limbah dan dibuang begitu saja.
Limbah salak bagi sebagian orang merupakan suatu benda yang tidak memiliki nilai yang positif, namun jika berani melangkah dan memiliki inisiatif untuk membuat tranformasi limbah salak yang semula tidak berarti menjadi suatu kreasi yang memiliki daya tarik bagi masyarakat seperti mengolah biji salak tersebut menjadi souvenir tentunya limbah salak memiliki nilai jual dan bisa meningkatkan perekonomian.
Seperti inovasi yang diberikan oleh kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) tahun 2019 yang dilaksanakan di Desa Tirtomarto, Ampelgading yang terkenal dengan Sumber Daya Alam (SDA) yakni tanaman pohon salak. Sebagin besar penduduk Desa Tirtomarto adalah petani dan pedagang, yang aktifitas sehari-harinya adalah menjual hasil panennya kepada konsumen secara mentah. Namun, dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN Unikama memunculkan sebuah ide yang dapat dikembangkan yaitu, mengolah limbah biji salak menjadi souvenir menarik seperti gantungan kunci, gelang, kalung, dan tirai cantik yang dapat memiliki daya tarik tinggi bagi konsumen.
Nantinya hasil dari pembuatan souvenir ini diletakkan di Coban Srengenge dan akan menjadi buah tangan bagi wisatawan yang berkunjung ke Coban Srengenge. Mahasiswa KKN 2019 mengadakan pelatihan pembuatan souvenir dari biji salak kepada Ibu-ibu PKH (Program Keluarga Harapan), yang dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus 2019 lalu. Didalam pelatihan tersebut dijelaskan bahwa biji salak yang tadinya dianggap tidak bernilai ekonomis, jika diolah dengan baik dapat bernilai ekonomis dan menjadi souvenir khas daerah.
Gantungan kunci menjadi salah satu pilihan kreasi berbahan jenis biji salak, yang diolah semenarik mungkin, dengan cara kerja yang sederhana.
“Selama ini biji salak cenderung diabaikan oleh warga, tetapi dengan adanya kreasi dari mahasiswa KKN Unikama 2019 ini, biji salak dapat memiiki nilai ekonomis” tutur Sekretaris Desa Tirtomarto.
Pelatihan yang dibimbing oleh Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Sarah Emmanuel Haryono, M.Psi ini berjalan dengan baik, dan warga masyarakat sangat antusias mengikuti pelatihan.
“Pelatihan pembuatan kerajinan tangan dari biji salak, merupakan program Kerja (Proker) unggulan dari mahasiswa Unikama 2019 yang ditempatkan di Desa Tirtomarto, saya berharap dengan melibatkan ibu-ibu PKH dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat di Desa Tirtomarto, serta membuka peluang usaha bagi masayarakat setempat. Alat dan bahan yang dibutuhkan cukup sederhana dan cara pembuatannya juga sangat mudah,” ungkapnya.
Meriahkan HUT RI ke-74, Mahasiswa KKN Unikama Panjat Pinang

UNIKAMA – Memperingati HUT RI ke-74, desa Harjokuncaran memeriahkan kemerdekaan Republik Indonesia dengan berbagai kegiatan. Salah satunya dengan mengadakan lomba panjat pinang yang diadakan di RT.08 RW.04 desa Harjokuncaran.
Panjat pinang yang di prakarsai oleh para pemuda pemudi setempat dan bekerja sama dengan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama). Kegiatan ini tidak hanya diikuti warga setempat saja, namun peserta KKN pun ikut berpartisipasi.
Dalam acara ini, Eky Susanto, mahasiswa KKN desa Harjokuncaran sebagai koordinator desa (kordes) merasa bangga. Karena tim KKN Unikama hadir sebagai peserta dan juga berhasil meraih juara 3 dalam lomba panjat pinang. Adapun juara 1 dan 2 dimenangkan warga sekitar yang juga ikut berpartisipasi dalam memeriahkan acara tersebut.
Selain lomba panjat pinang, juga diadakan pentas seni pada malam harinya. Pentas seni ini diisi oleh anak-anak yang sudah dibimbing mahasiswa KKN Unikama. Diantaranya, baca puisi, menyanyi dan menari. Tidak mau kalah, peserta KKN juga menghadirkan tarian-tarian daerah yang berasal dari Jawa, Manggarai dan Ende sebagai bentuk keberagaman mereka dalam satu balutan Bhineka Tunggal Ika.
Sebelumnya, peserta KKN juga mengadakan bazar untuk warga yang diadakan di pendopo desa Harjokuncaran. Bazar yang mereka adakan diikuti kurang lebih sekitar 30 stand dengan menawarkan berbagai macam usaha yang dimiliki warga desa Harjokuncaran. Salah satunya adalah stan berjualan pakaian muslim dan berbagai jenis makanan.
Acara bazar ini merupakan salah satu bentuk usaha peserta KKN Unikama untuk memberikan wadah bagi warga yang menggeluti bidang wirausaha. Hal semacam ini untuk mengenalkan dan menawarkan produk yang mereka jual kepada masyarakat luas khususnya masyarakat desa Harjokuncaran sendiri.
“Kegiatan ini bagus untuk diadakan setiap tahun, karena bisa memberikan kesempatan kepada warga khususnya yang menekuni bidang wirausaha dalam mengenalkan produk yang mereka buat,” jelas salah satu warga yang datang pada saat acara tersebut.
Program kerja yang dilaksanakan oleh peserta KKN Unikama ini juga dibimbing langsung oleh Rina Wijayanti, M.Psi ini tidak hanya fokus pada perayaan kemerdakaan RI saja. Sebelumnya, telah diadakan berbagai kegiatan untuk masyarakat setempat seperti pelatihan pembuatan batik jumput kepada ibu-ibu PKK, sosialisasi pemasaran kopi yang diikuti oleh para petani kopi, fermentasi pakan ternak dan bimbingan belajar untuk anak-anak yang diadakan setiap hari. “Saya sangat antusias mengikuti pelatihan ini, meskipun sekarang masih belum bisa membuat batik sendiri. Tapi setidaknya saya sudah mendapatkan materi dasar dan buku panduannya. Jadi nanti sewaktu-waktu bisa saya pelajari sendiri dan perdalam lagi untuk pembuatan batik tersebut,” ujar salah satu peserta pelatihan pembuatan batik Jumput.