MAHASISWA KKN UNIKAMA BANTU WARGA DESA RINGIN KEMBAR

Mahasiswa KKN Unikama di Desa Ringin Kembar Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang

Unikama – Dampak positif yang diperoleh dari kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) ini bisa dirasakan salah satunya di daerah Sumbermanjing Wetan (Sumawe), Kabupaten Malang. Di Desa Ringin Kembar Sumawe mahasiswa Unikama membantu permasalahan warga sekitar terutama pada kotoran kambing yang mengganggu aktivitas warga sekitar dan tidak termanfaatkan. Awalnya mahasiswa mengadakan penyuluhan kepada warga masyarakat tentang bagaimana cara pengolahan kotoran kambing.

Pengolahan kotoran kambing akan dijadikan pupuk kompos dan akan bermanfaat untuk tanaman maupun tanah. Tepat di Balai Desa Ringin Kembar ini tidak hanya menjelaskan cara pengolahan pupuk kompos, mereka juga memberikan cara pengolahan fermentasi pakan kambing yang sangat baik untuk pertumbuhan kambing itu sendiri.

“Warga disini mayoritas memelihara kambing dan masalah terbesar yang selalu dikeluhkan warga sekitar adalah kotoran kambing yang selalu ditemui di mana-mana. Dari sinilah kami mencoba membantu untuk menyelesaikan masalah warga,” ungkap Decky Satrio selaku Koordinator Desa (Kordes) Unikama.

Dari satu kelompok tersebut terdiri dari berbagai program studi, salah satunya yaitu Rivaldo yang merupakan mahasiswa prodi peternakan. Ia yang menggagas penyuluhan penyuluhan pupuk kompos dengan bahan dasar kotoran kambing. Kompos yang memerlukan tambahan molases dan EM4 ini cocok untuk menggemukkan tanaman dan memperbaiki tanah yang kurang subur atau tercemar bahan kimia.

Disamping itu, mahasiswa KKN Unikama juga berinovasi menciptakan fermentasi pakan kambing. Fermentasi yang diproses sekitar dua minggu ini baik untuk pertumbuhan ternak, khususnya kambing. “Untuk menghasilkan kotoran kambing yang bagus, maka pakan yang dikonsumsi harus bergizi tinggi,” terang Rivaldo.

Antusias warga Desa Ringin Kembar Sumawe ini terlihat saat mahasiswa berikan penyuluhan tersebut. Bahkan warga juga ikut terlibat langsung dalam mempraktikkan pembuatan pupuk dan fermentasi pakan kambing.

Sementara itu, dosen pendamping lapangan (DPL) KKN di Desa Ringin Kembar Dr Sri Rahayu MPd menambahkan, berlatar dari observasi yang dilakukan bahwa banyak peternak kambing di lokasi KKN, maka diadakan adanya penyuluhan tentang pupuk kompos dari kotoran kambing.

Diharapkan kedepannya pupuk dan pakan ini bisa bermanfaat bagi masyarakat yang notabene memiliki kebun kopi maupun kakau agar tanamannya menjadi subur. Untuk pakan kambing supaya bisa membantu kambingnya sehat dan berkualitas.

LULUS CUMLAUDE DI UNAIR, DOSEN UNIKAMA BUAT CAIRAN PEMBASMI JAMUR

Unikama – Dr. Maris Kurniawati S.Si., M.Kes., M.Si., memulai pendidikannya di Universitas Airlangga (Unair). Ia menuntaskan pendidikan Sarjananya di Universitas Brawijaya (UB) beserta dua gelar Masternya.

“Saya lulus 8 semester, 3 tahun 10 bulan. Jadi bolak balik Malang dan Surabaya. Saya merasa sangat lega sudah berhasil menuntaskan pendidikan saya,” terangnya.

Baginya, usaha yang dilakukan selama ini tidaklah sia-sia, karena dengan ini berhasil memperoleh IPK 3.88 dengan predikat Cumlaude. Saat sidang Doktornya, Maris, biasa dipanggil menerangkan bahwa sedang dalam proses pembuatan obat untuk penyakit Kandidiasis. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida yang dapat mempengaruhi area kelamin, mulut dan darah, umumnya berwarna merah atau putih yang membuat gatal dan iritasi.

“Jamur ini cukup berbahaya, kalau obat di pasaran hanya melemahkan saja, kalau punya saya ini mematikan dan juga mencegah pertumbuhannya kembali,” ungkapnya.

Obat yang berasal dari kloning enzim glukanase yang ternyata memang bisa dikembangkan terus untuk mengobati banyak penyakit, tidak hanya kandidiasis saja. Kedepan ia ingin terus mengembangkan penemuan ini hingga bisa produksi dan dikomersilkan.

CERDASKAN MASYARAKAT DESA, MAHASISWA KKN UNIKAMA BENTUK POS BACA

UNIKAMA – Di era globalisasi ini, sangatlah diharapkan peran masyarakat dalam membangun dan mencerdaskan bangsa. Untuk membangun dan mencerdaskan bangsa maka masyarakat perlu di bekali diri dengan ilmu pengetahuan. Akan tetapi, jika semua hal yang bersinggungan dengan peningkatan sumber daya manusia hanya di titik beratkan pada kegiatan pembelajaran secara formal, maka hal tersebut dianggap kurang efektif dan efisisen karena tidak semua masyarakat dapat mengenyam pendidikan secara formal.

Pemerintah harus sudah mulai dengan kesungguhan untuk memberi solusi tepat agar masyarakat dapat mencari ilmu diluar pendidikan formal, yaitu salah satunya adalah Pos Baca. Pos Baca berperan penting dalam proses pencapaian tujuan peningkatan SDM tidak hanya di wilayah perkotaan melainkan juga di pedesaan. Pos Baca akan menjadi sarana yang efektif dalam menambah pengetahuan untuk menuju pembangunan SDM yang handal di era otonomi daerah. Dengan demikian, peran serta masyarakat dalam membangun, mencerdaskan bangsa, yang tak terpisahkan dengan menggapai cita-cita masa depan SDM yang berkualitas, dan mengabdi kepada desa tempat tinggalnya.

Tingkat Pendidikan Desa Purwodadi masih terbilang sangat rendah, bisa di bilang kurang lebih dari 65 persen masyarakat yang melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi. Masyarakat hanya mengacu pada tingkat Sekolah Dasar, dikarenakan kurang minatnya masyarakat terhadap Pendidikan dan banyaknya pernikahan dini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua bahwa melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi masih di anggap kurang mendukung dan Desa Purwodadi belum adanya sekolah tingkat SMA sederajat, serta sekolah terdekat jaraknya cukup jauh.

Masyarakat di Desa Purwodadi tergolong masyarakat yang sudah berkecukupan dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di tunjang dari hasil Pertanian, Perkebunan dan hasil laut di Pantai Lenggoksono yang bisa dibilang berlimpah. Namun tentunya tidak hanya hal itu saja yang diperlukan, masyarakat juga perlu adanya orang-orang yang ahli dalam berbagai bidang agar terjadi keseimbangan di Desa Purwodadi. Seperti kurangnya tenaga medis, kurangnya tenaga pendidikan dan masih banyak lainnya.

Dalam kegiatan pembuatan Pos Baca ini, kami KKN Unikama mengambil program kerja unggulan, ada 2 yaitu Posko Baca Masyarakat, mengembangkan dan mengenalkan tempat Wisata BOWELE (Bolu-bolu Wedi awu Lenggoksono). Mengapa kami mengambil program kerja unggulan ke dua bidang tersebut, sebab di Desa tersebut sangat membutuhkan Posko Baca untuk masyarakat di Desa Purwodadi, serta terdapat potensi lain yaitu tempat Wisata BOWELE. Jadi kami berinisiatif untuk merencanakan serta mewujudkan  kedua program tersebut agar Desa Purwodadi lebih maju dalam persaingan zaman yang semakin modern.

UNIKAMA MEMBUAT PAKAN “FERMENTASI GEDEBOG PISANG”

UNIKAMA – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) perdayakan masyarakat. Desa Tawangagung memiliki potensi yang besar terutama dalam hal pertanian, diantaranya salak dan kopi. Selain pertanian juga memiliki ternak sebagai penghasilan tambahan, ternak di desa Tawangagung sebagian besar adalah kambing.

Dipilihnya ternak kambing karena kambing mempunyai harga yang relatif tinggi dengan perawatan yang mudah. Selain itu juga memiliki ayam dan bebek, namun dirawat secara lepas lapang dan memiliki harga yang tidak menguntungkan begitu pula dengan sapi.

Sebagian besar kambing diambil dagingnya atau disebut kambing pedaging, selain daging juga diambil susunya.  Namun terdapat kendala dalam pemerahannya karena semua kambing diduga memiliki penyakit mastitis dengan gejala pengerasan ambing kambing. Ketika ambing diperah akan merasakan kesakitan dan mengeluarkan susu dengan volume yang sangat sedikit, ungkap Ahmad Fausi.

Warga desa Tawangagung ingin menaikkan berat badan kambing dengan harapan nilai jual kambing menjadi naik harga. Dengan demikian, mahasiswa KKN Unikama Tawangagung memiliki ide untuk membuat Pakan Fermentasi untuk menunjang kebutuhan penggemukan kambing.

“Kami memilih pakan Fermentasi karena bisa sebagai pengganti hijauan, meningkatkan nafsu makan kambing, membuat kambing menjadi tahan dari segala,” ujar Erik

Fermentasi merupakan pengolahan pakan ternak yang mulanya limbah bisa dimanfaatkan untuk menjadi pakan ternak dengan bantuan mikroorganisme. Umumnya, Fermentasi menggunakan limbah dari jerami kering, tetapi mengingat di desa Tawangagung tidak memiliki lahan sawah. Untuk itu, Gedebog pisang digunakan untuk menjadi bahan baku Fermentasi, karena di wilayah desa Tawangagung banyak sekali pohon pisang yang tidak dipakai.

Sebenarnya Fermentasi bisa juga menggunakan limbah dari kulit kopi, akan tetapi kulit kopi sangat berisiko karena kulit kopi memiliki kandungan kafein yang cukup tinggi. Jika salah dalam melakukan pengolahan ke Fermentasi dan bahan yang cukup sulit dicari untuk diolah menjadi fermentasi.

Diharapkan, dengan Fermentasi ini kedepannya bisa memberikan hasil yang sangat baik terhadap bobot kambing. Dengan demikian membuat kambing tahan dari segala penyakit sehingga kambing tersebut sangat sehat untuk diambil daging dan susunya, harapnya. (imam)

MAHASISWA KKN UNIKAMA ANGKAT POTENSI BUAH SALAK

Desa Tawangagung Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA) menggali potensi desa Tawangagung. Salah satunya dengan banyaknya buah salak yang melimpah didesa tersebut.

Maka dari itu mahasiswa KKN menuangkan ide dengan mengangkat potensi buah salak menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Berkenaan dengan hal tersebut, mahasiswa memiliki ide untuk mengolah buah salak menjadi produk kripik salak.

“Kita mengolah buah salak yang melimpah di desa Tawangagung menjadi sebuah produk kripik salak. Selain menambah keawetan pada salak, disamping itu akan meningkatkan nilai jual yang lebih tinggi dengan mengolah buah salak menjadi kripik salak,” ujar mahasiswa KKN Unikama Imam.

Dengan begitu mahasiswa melanjutkan idenya dengan mengadakan sebuah penyuluhan tentang olahan kripik salak, kemarin. Penyuluhan ini mengajak warga setempat untuk mengunjungi penyuluhan yang ada dimalang kota. Bukan hanya penyuluhan, namun disana semua belajar bagaimana proses penyuluhan olahan kripik salak.

“Langkah awal kami harus memahami cara kerja mesin penggoreng kripik salak. Dilanjut dengan langkah selanjutnya diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kripik salak didalam pabrik, ujar Imam.

Selama kurang lebih dua jam mengikuti dan memperhatikan bagaimana proses pengolahan kripik salak, akhirnya warga desa Tawangagung memiliki rencana untuk mencoba membuatnya didesa Tawangagung.

“Dalam waktu dekat kami warga Tawangagung ingin mencoba mengolah buah salak menjadi kripik salak. Dengan ini tentunya harus memikirkan dan menentukan tempat yang cukup untuk mengolah kripik salak,” ungkap Ngriptanto Kepala Desa Tawangagung. (mam)