CERDASKAN MASYARAKAT DESA, MAHASISWA KKN UNIKAMA BENTUK POS BACA

UNIKAMA – Di era globalisasi ini, sangatlah diharapkan peran masyarakat dalam membangun dan mencerdaskan bangsa. Untuk membangun dan mencerdaskan bangsa maka masyarakat perlu di bekali diri dengan ilmu pengetahuan. Akan tetapi, jika semua hal yang bersinggungan dengan peningkatan sumber daya manusia hanya di titik beratkan pada kegiatan pembelajaran secara formal, maka hal tersebut dianggap kurang efektif dan efisisen karena tidak semua masyarakat dapat mengenyam pendidikan secara formal.

Pemerintah harus sudah mulai dengan kesungguhan untuk memberi solusi tepat agar masyarakat dapat mencari ilmu diluar pendidikan formal, yaitu salah satunya adalah Pos Baca. Pos Baca berperan penting dalam proses pencapaian tujuan peningkatan SDM tidak hanya di wilayah perkotaan melainkan juga di pedesaan. Pos Baca akan menjadi sarana yang efektif dalam menambah pengetahuan untuk menuju pembangunan SDM yang handal di era otonomi daerah. Dengan demikian, peran serta masyarakat dalam membangun, mencerdaskan bangsa, yang tak terpisahkan dengan menggapai cita-cita masa depan SDM yang berkualitas, dan mengabdi kepada desa tempat tinggalnya.

Tingkat Pendidikan Desa Purwodadi masih terbilang sangat rendah, bisa di bilang kurang lebih dari 65 persen masyarakat yang melanjutkan kependidikan yang lebih tinggi. Masyarakat hanya mengacu pada tingkat Sekolah Dasar, dikarenakan kurang minatnya masyarakat terhadap Pendidikan dan banyaknya pernikahan dini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang tua bahwa melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi masih di anggap kurang mendukung dan Desa Purwodadi belum adanya sekolah tingkat SMA sederajat, serta sekolah terdekat jaraknya cukup jauh.

Masyarakat di Desa Purwodadi tergolong masyarakat yang sudah berkecukupan dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di tunjang dari hasil Pertanian, Perkebunan dan hasil laut di Pantai Lenggoksono yang bisa dibilang berlimpah. Namun tentunya tidak hanya hal itu saja yang diperlukan, masyarakat juga perlu adanya orang-orang yang ahli dalam berbagai bidang agar terjadi keseimbangan di Desa Purwodadi. Seperti kurangnya tenaga medis, kurangnya tenaga pendidikan dan masih banyak lainnya.

Dalam kegiatan pembuatan Pos Baca ini, kami KKN Unikama mengambil program kerja unggulan, ada 2 yaitu Posko Baca Masyarakat, mengembangkan dan mengenalkan tempat Wisata BOWELE (Bolu-bolu Wedi awu Lenggoksono). Mengapa kami mengambil program kerja unggulan ke dua bidang tersebut, sebab di Desa tersebut sangat membutuhkan Posko Baca untuk masyarakat di Desa Purwodadi, serta terdapat potensi lain yaitu tempat Wisata BOWELE. Jadi kami berinisiatif untuk merencanakan serta mewujudkan  kedua program tersebut agar Desa Purwodadi lebih maju dalam persaingan zaman yang semakin modern.

UNIKAMA MEMBUAT PAKAN “FERMENTASI GEDEBOG PISANG”

UNIKAMA – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) perdayakan masyarakat. Desa Tawangagung memiliki potensi yang besar terutama dalam hal pertanian, diantaranya salak dan kopi. Selain pertanian juga memiliki ternak sebagai penghasilan tambahan, ternak di desa Tawangagung sebagian besar adalah kambing.

Dipilihnya ternak kambing karena kambing mempunyai harga yang relatif tinggi dengan perawatan yang mudah. Selain itu juga memiliki ayam dan bebek, namun dirawat secara lepas lapang dan memiliki harga yang tidak menguntungkan begitu pula dengan sapi.

Sebagian besar kambing diambil dagingnya atau disebut kambing pedaging, selain daging juga diambil susunya.  Namun terdapat kendala dalam pemerahannya karena semua kambing diduga memiliki penyakit mastitis dengan gejala pengerasan ambing kambing. Ketika ambing diperah akan merasakan kesakitan dan mengeluarkan susu dengan volume yang sangat sedikit, ungkap Ahmad Fausi.

Warga desa Tawangagung ingin menaikkan berat badan kambing dengan harapan nilai jual kambing menjadi naik harga. Dengan demikian, mahasiswa KKN Unikama Tawangagung memiliki ide untuk membuat Pakan Fermentasi untuk menunjang kebutuhan penggemukan kambing.

“Kami memilih pakan Fermentasi karena bisa sebagai pengganti hijauan, meningkatkan nafsu makan kambing, membuat kambing menjadi tahan dari segala,” ujar Erik

Fermentasi merupakan pengolahan pakan ternak yang mulanya limbah bisa dimanfaatkan untuk menjadi pakan ternak dengan bantuan mikroorganisme. Umumnya, Fermentasi menggunakan limbah dari jerami kering, tetapi mengingat di desa Tawangagung tidak memiliki lahan sawah. Untuk itu, Gedebog pisang digunakan untuk menjadi bahan baku Fermentasi, karena di wilayah desa Tawangagung banyak sekali pohon pisang yang tidak dipakai.

Sebenarnya Fermentasi bisa juga menggunakan limbah dari kulit kopi, akan tetapi kulit kopi sangat berisiko karena kulit kopi memiliki kandungan kafein yang cukup tinggi. Jika salah dalam melakukan pengolahan ke Fermentasi dan bahan yang cukup sulit dicari untuk diolah menjadi fermentasi.

Diharapkan, dengan Fermentasi ini kedepannya bisa memberikan hasil yang sangat baik terhadap bobot kambing. Dengan demikian membuat kambing tahan dari segala penyakit sehingga kambing tersebut sangat sehat untuk diambil daging dan susunya, harapnya. (imam)

MAHASISWA KKN UNIKAMA ANGKAT POTENSI BUAH SALAK

Desa Tawangagung Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA) menggali potensi desa Tawangagung. Salah satunya dengan banyaknya buah salak yang melimpah didesa tersebut.

Maka dari itu mahasiswa KKN menuangkan ide dengan mengangkat potensi buah salak menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Berkenaan dengan hal tersebut, mahasiswa memiliki ide untuk mengolah buah salak menjadi produk kripik salak.

“Kita mengolah buah salak yang melimpah di desa Tawangagung menjadi sebuah produk kripik salak. Selain menambah keawetan pada salak, disamping itu akan meningkatkan nilai jual yang lebih tinggi dengan mengolah buah salak menjadi kripik salak,” ujar mahasiswa KKN Unikama Imam.

Dengan begitu mahasiswa melanjutkan idenya dengan mengadakan sebuah penyuluhan tentang olahan kripik salak, kemarin. Penyuluhan ini mengajak warga setempat untuk mengunjungi penyuluhan yang ada dimalang kota. Bukan hanya penyuluhan, namun disana semua belajar bagaimana proses penyuluhan olahan kripik salak.

“Langkah awal kami harus memahami cara kerja mesin penggoreng kripik salak. Dilanjut dengan langkah selanjutnya diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kripik salak didalam pabrik, ujar Imam.

Selama kurang lebih dua jam mengikuti dan memperhatikan bagaimana proses pengolahan kripik salak, akhirnya warga desa Tawangagung memiliki rencana untuk mencoba membuatnya didesa Tawangagung.

“Dalam waktu dekat kami warga Tawangagung ingin mencoba mengolah buah salak menjadi kripik salak. Dengan ini tentunya harus memikirkan dan menentukan tempat yang cukup untuk mengolah kripik salak,” ungkap Ngriptanto Kepala Desa Tawangagung. (mam)

LESTARIKAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP ANAK

UNIKAMA – Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, semakin banyak permainan yang canggih serta didukung dengan tekhnologi tinggi. Dengan demikian mengurangi pengetahuan anak-anak untuk mengenal beragam permainan tradisional yang ada didaerah.

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Kanjuruhan Malang (UNIKAMA) di Desa Simojayan – Ampelgading Kabupaten Malang mengajak masyarakat sekitar untuk menjaga permainan tradisional yang ada dikampungnya. Dengan demikian diadakan program “Melestarikan Permainan Tradisional Terhadap Anak”.

Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja (Proker) pokok dari kelompok dua mahasiswa KKN UNIKAMA yang berlangsung di lapangan SDN 1 Simojayan. Empat dusun, putukrejo, simojayan, sukodono, dan dusun kalirejo antusias mengikuti kegiatan ini. Diharapkan, keempat dusun tersebut harus memiliki kepentingan untuk menjaga permainan yang saat ini mulai surut, harap ketua pelaksana Naufal Romzy.

Ia menambahkan, tekhnologi tidak seluruhnya membawa dampak positif bagi anak-anak, namun tanpa disadari juga membawa dampak negative.

Banyak permainan yang diperkenalkan kepada siswa, diantaranya Gobag sodor atau Benteng Sodor, Permainan Karet, Engklek, Coklak, dan Ular naga Panjang.

Kegiatan yang berlangsung 6-8 Agustus ini untuk mengingatkan kembali akan pentingnya melestarikan permainan tradisional yang hampir ditinggalkan oleh generasi-generasi muda saat ini terutama anak-anak.

Naufal berharap agar pemermainan ini terus diingat oleh anak-anak generasi selanjutnya agar tidak punah. Dengan demikian, kelompok dua mengangkat tema tentang melestarikan tradisional, salah satunya melestarikan permainan tradisional ini.

“Kami mengajak anak-anak berkumpul di SDN Simojayan 1 dan melakukan diskusi kecil untuk memberikan motivasi akan pentingnnya menjaga tradisional. Setelah itu anak-anak diajak untuk bermain permainan tradisional,” ujarnya.

Antusias anak-anak dalam mengikuti kegiatan ini terlihat sangat tinggi, mereka tampak gembira dan tertawa memainkan permainan tradisional. Terlihat mereka taksabar menunggu giliran bermain dan saling memberi dukungan kepada teman-temannya ketika sedang bermain. Hal ini terbukti dari salah satu siswa, Dimas yang merupakan salah satu siswa SD kelas 6 Simojayan mengaku sangat terhibur dan merasa senang.

“Kami berharap, kedepannya desa Simojayan dapat memberikan angin segar serta mampu menumbuhkan semangat anak-anak untuk tetap menjaga dan melestarikan permainan tradisional yang ada didaerahnya,” ungkap Naufal. (NR)

MAHASISWA KKN UNIKAMA BEKALI SISWA MITIGASI BENCANA ALAM

UNIKAMA – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) di desa Tlogosari kecamatan Tirtoyudo kembali melaksanakan program kerja (proker) unggulan. Proker kali ini yakni sosialisasi dan simulasi bencana alam atau yang biasa disebut mitigasi bencana alam. Kegiatan yang digawangi kelompok tiga peserta KKN ini bekerja sama dengan SMP PGRI 02 Tirtoyudo.
Mitigasi ini sendiri merupakan perencanaan atau upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko bencana melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana, ujar Felixius Melki selaku ketua pelaksananya.
“Misi dari kegiatan ini untuk membangun kesiapsiagaan dini pada lingkungan sekolah. Sehingga ketika terjadi bencana mereka sudah memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara berlindung dan menyelamatkan diri,” paparnya.
Peserta kegiatan yang berlangsung hari ini (4/8) diikuti 78 siswa-siswi serta para pengajar yang beranggotakan sepuluh orang. Tidak hanya kelompok tiga saja yang menjadi panitia dari kegiatan ini, kelompok satu dan dua ikut serta dalam mensukseskan kegiatan ini.
Panitia gabungan yang berjumlah 34 orang tersebut terbagi menjadi lima tim. Diantaranya tim peringatan dini, tim pertolongan pertama, tim penyelamatan dan evakuasi, tim logistik, dan tim asesmen. Sebelum memulai simulasi bencana alam, peserta diberikan sosialisasi oleh panitia di dalam kelas. Sosialisasi yang diberikan seputar macam-macam bencana, penyebab dan bagaimana cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana.
Simulasi bencana dimulai saat sirine dan bel sekolah dinyalakan. Dengan sontak, Peserta yang telah dibekali materi sebelumnya langsung diajak untuk mempraktekkan apa yang baru saja mereka dapat.
Dengan begitu, peserta terlihat sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, salah satunya Reni Wahyunika. Reni yang juga berasal dari desa Tlogosari mengatakan bahwa kegiatan ini bermaanfaat. “Ya seneng mbak, soalnya aku jadi tau bagaimana cara menyelamatkan diri kalau ada gempa bumi,” jelas siswi yang duduk di kelas delapan tersebut.
Selaras dengan Sugeng Hariadi (56) selaku kepala sekolah SMP PGRI 02 Tirtoyudo berpendapat bahwa kegiatan semacam ini sangat bermanfaat bagi siswa. Pasalnya, baru kali ini sekolah mendapat kesempatan menjadi peserta untuk sosialiasasi dan simulasi bencana. “Acara ini sangat bagus karena sedikit banyak anak-anak kami mendapat pelajaran yang belum pernah mereka dapat sebelumnya,” imbuh pria yang berasal dari dusun Tlogomulyo ini.
Disisi lain, Sugeng berharap dengan adanya kegiatan ini semoga kegiatan semacam ini bisa memberi pengalaman bagi siswa jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam, harapnya. (Wiji_HMJF)